Sabtu, 08 Oktober 2016

Pengertian dan Ciri-ciri Tari Primitif

Tari Primitif 


Tari Primitif(sederhana) adalah tari yang berkembang diruang lingkup masyarakat primitif yang belum memiliki peradaban.  Masa primitif adalah zaman prasejarah yaitu masa sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Masa primitif ini berkisar anatara tahun 20.000 SM – 400 M. Pada masa ini, dibagi dalam zaman batu dan zaman Logam (perunggu dan besi). Tarian pada zaman Batu, ada kemungkinan hanya diiringi dengan sorak sorai serta tepuk tangan, sedangkan pada zaman Logam ditemukan nekara yang di sekelilingnya terdapat gambar penari dengan menggunakan hiasan bulu-bulu burung dan daun-daunan di kepalanya.

Pada tarian primitif (sederhana), ciri yang paling menonjol adalah sifatnya yang magis dan sakral, karena pola hidup masyarakat masa itu cenderung percaya bahwa alam memiliki kekuatan yang bersifat magis. Masyarakat primitif belum mengenal keyakinan akan ajaran agama tapi mereka memiliki pemimpin yang dipercaya atau yang dianggap paling  tertua(seperti dukun). Oleh karena itu, tari yang mereka lakukan semata-mata hanya untuk kepentingan upacara. Tarian biasanya dilakukan dengan spontanitas, tak ada peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang seragam dan tertentu. Nekara yang ditemukan pada zaman Logam diperkirakan selain digunakan sebagai alat musik, juga dipukul (dimainkan) pada saat upacara keagamaan serta hanya digunakan untuk mengiringi tari-tarian persembahan yang bersifat magis dan sakral.

Bentuk tari primitif relatif sederhana, menirukan gerakan hewan, menirukan gerakan alam dengan gerakan-gerakan tangan, didominasi kaki, gerakan kepala, bergerak melingkar mengelilingi api unggun sambil bersuara yang membangun ritmis dari penari dan diiringi musik perkutif yang sederhana, serta kekuatan yang luar biasa dalam mengekspresikan kehendaknya. Kesederhanaan kostum, gerak dan iringan menjadi lebih dominan bertujuan untuk pengungkapan ekspresi yang dilakukan berhubungan dengan permintaan yang dinginkan.

Untuk lebih jelasnya ciri – ciri tari primitif antara lain :

1. Gerak perulangan dan iringan sangat sederhana berupa hentakan kaki, tepukan tangan / simbol suara /   gerak – gerak saja yang dilakukan.
2. Gerakan dilakukan untuk tujuan tertentu misalnya menirukan gerak binatang karena berburu, proses inisiasi, kelahiran, perkawinan, panen.
3. Instrumen sangat sederhana hanya dipukul secara tetap bahkan tanpa memperhatikan dinamika.
4. Tata rias sederhana bahkan bisa berakulturasi dengan alam sekitar.
5. Tari bersifat sakral karena untuk upacara keagamaan.
6. Tarian primitif tumbuh dan berkembang pada masyarakat sejak zaman prasejarah yaitu zaman sebelum munculnya kerajaan sehingga belum mempunyai pemimpin secara formal. Kehidupan masyarakat masih bergerombol, berpindah – pindah dan bercocok tanam.
7. Tarian primitif dasar geraknya adalah maksud dan kehendak hati dan pernyataan kolektif.
8. Atribut pakaian menggunakan bulu – buluan dan daun – daunan.
9. Formasi pada tarian primitif biasanya berbentuk lingkaran karena menggambar kekuatan.
Contoh tari primitif tari bailita dan tari dayang modan.

Adapun fungsi dari tari pada masa primitif dapat kita lihat dari gerak-gerik tariannya sangat sederhana karena yang dipentingkan adalah keyakinan yang terletak di belakang tarian tersebut, contohnya tarian meminta hujan, tarian untuk mempengaruhi binatang buruan. Fungsi lainnya untuk upacara/ritual  yng bersifat sakral/ magis.

Ada tiga jenis tari primitif, antara lain :

1. Tari religius, adalah tari yang dipergunakan sebagai sarana upacara, misalnya tari pemujaan kepada roh, kesuburan.
2. Tari dramatik adalah tarian yang menggambarkan peristiwa dalam kehidupan mereka, misalnya tari perang, tari percintaan.
3. Tari imitatif adalah tarian yang diciptakan dengan meniru alam sekitarnya dan biasanya menirukan sesuatu yang sedang diburu; misalnya tari binatang.

Bila kita cermati tarian primitif pada saat ini tentunya tidak dapat lagi kita temukan, hanya bersisa jejak-jejak dari tarian/ budaya primitif itu sendiri. Beberapa kesenian Indonesia  yang sampai saat ini masih hidup/berkembang dan mencerminkan keberlanjutan bentuk tarian primitif masih banyak kita saksikan, misalnya: Kesenian Barong dari Banyuwangi dan Bali, Tarian perang yang masih hidup dalam berbagai kepulauan di Indonesia, Tarian minta hujan, dan sebagainya. Sedangkan yang masih merupakan ungkapan kehidupan rakyat yang pada umumnya merupakan tari gembira atau tarian pergaulan/sosial misalnya tari joged.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar